Subak adalah bagian dari kebudayaan Bali, yang dibangun di atas landasan sosio-kultural masyarakat Bali. Oleh karenanya, sistem subak bersifat fleksibel, good governance, mampu beradaptasi dengan teknologi yang berkembang, dan mampu beradaptasi dengan kebudayaan yang berkembang di sekitarnya. Keempat elemen itu dianggap sebagai sumber kekuatan dari sistem subak di Bali. Hal ini dibuktikan dengan masih tetap eksis kelembagaan subak hingga saat ini, meskipun komponen-komponen subak sudah banyak mengalami eliminasi. Misalnya, air irigasi untuk subak dari satu saluran atau sungai, mulai banyak digunakan untuk kepentingan sektor lain. Sekarang sistem subak sudah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD). Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk tidak memperhatikan dan memberdayakan sistem subak, agar subak di Bali tetap abadi sepanjang masa. Pada masa depan, wisatawan sudah sangat bosan dengan bangunan fisik. Mereka memerlukan kawasan natural untuk membangun inspirasinya dalam proses kehidupan ini. Dalam kaitan inilah subak sangat diperlukan di Bali. Di masa depan, orang-orang dan wisatawan, mungkin harus membayar mahal untuk mengunjungi sebuah kawasan persawahan yang alami, yang disebut dengan SUBAK.