Pembangunan yang begitu pesat dalam delapan terakhir di Kabupaten Klungkung telah menciptakan alih fungsi lahan dan keterdesakan ruang. Pembangunan wilayah menciptakan peluang ekonomi baru yang menyebabkan pertumbuhan jumlah penduduk yang berasal dari urbanisasi maupun kelahiran. Pertumbuhan penduduk juga meningkatkan kebutuhan lahan untuk menghasilkan pangan dan kebutuhan air mengalami peningkatan yang akan menurunkan daya dukung lahan dan daya dukung air di Kabupaten Klungkung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) menghitung status daya dukung lahan Kabupaten Klungkung, (2) menghitung status daya dukung air di Kabupaten Klungkung, dan (3) merumuskan model pengelolaan daya dukung lingkungan di Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status daya dukung lahan di Kabupaten Klungkung defisit antara 2.000 dan 3.000 ha sampai tahun 2030. Berdasarkan data kemampuan lahan, penggunaan lahan perlu diefektifkan untuk lahan kelas I, II, dan III guna meningkatkan produktivitas pangan dengan melakukan inovasi dan pendekatan teknologi pertanian seperti hidroponik dan pertanian sistem tetes yang mulai berkembang di Kabupaten Klungkung. Upaya lain ialah membangunkan kembali lahan-lahan tidur untuk peningkatan produksi pangan, mengaktifkan kembali lahan pekarangan, penganekaragaman pangan, dan program pemerintah yang berupa dukungan program dan anggaran kepada sektor pertanian. Ketersediaan air di Kabupaten Klungkung yang terdiri dari : curah hujan rata-rata tahunan, air permukaan, ketersediaan air tanah, secara umum status daya dukung air di Kabupaten Klungkung tahun 2021 sampai tahun 2030 adalah defisit. Jika air permukaan ditambah dengan cekungan air tanah status daya dukung air di Kabupaten Klungkung tahun 2021 sampai tahun 2030 tetap defisit walaupun angkanya cukup kecil. Ini berarti semua kecamatan di Klungkung daratan defisit air permukaan. Sedangkan indeks status daya dukung air permukaan di Kecamatan Nusa Penida sebesar 1,06 yang berarti dalam status surplus. Untuk mengurangi defisit air di Kabupaten Klungkung dapat dilakukan dengan membangun sarana penampung air hujan baik secara pribadi maupun secara komunal dengan membuat embung dan memaksimalkan pemanfaatan air permukaan seperti Sungai Unda secara maksimal sebagai sumber baku air minum, karena selama ini terbuang ke laut secara percuma, memaksimalkan pemanfaatan air permukaan (mata air) dan memperbanyak tangkapan air hujan berupa embung dan waduk. Hasil penilaian yang dituangkan dalam matrik perbandingan secara keseluruhan menunjukkan hasil bahwa pemerintah sebagai aktor utama penggerak dalam mendorong pengelolaan daya dukung lahan dan daya dukung air untuk mendukung pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan di Kabupaten Klungkung berdasarkan kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan.